Postingan

Healing Journey in 2023

Gambar
2023 tahun yang luar biasa! Ditakdirkan bertemu dengan psikolog yang sekarang (barakallahu fiha) merupakan sebuah nikmat yang paling aku syukuri tahun ini. الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ Terlebih setelah drama pencarian yang melelahkan 7 tahun terakhir. Berkali-kali ganti, mengulang proses bercerita dari awal lagi, berhadapan dengan luka lama saat belum punya senjata, lalu nggak puas dengan perkembangannya yang ... begitulah, jangan ditanya. "Lebaaaaaaay padahal gitu doang." *suara jangkrik bersahutan* "Konseling buat gaya-gayaan, mental health fafifu wasweswos." *daun beterbangan terbawa angin* "Masih mending ... lah aku ...", someone is kebelet menang kontes adu derita. Sejujurnya aku pun yang mengalaminya inginnya menyerah aja. Nggak usahlah cari psikolog baru, nggak usah lanjut malah kalau perlu. Buang-buang waktu, uang, energi, dan pikiran aja yang ada. Seringnya malah berujung lelah dan kecewa. Belum lagi mengingat denga...

[Cerpen] Hari Itu Hujan Turun

Gambar
  Hari Itu Hujan Turun open

Tulisan Sebelum Tidur

(Abaikan saltik dan ketidaksesuaian ejaan) Tahun ketiga nggak kerja kantoran. Waktu terus berjalan, tanpa upgrade skills yang signifikan. Udah nggak ngerti lagi kalau suatu saat memutuskan pengen balik, kayaknya bakalan susah payah cari kerja, karena kemungkinan besar akan kalah saing sama anak-anak muda penuh talenta.  Dalam role  dan lingkungan kerja sebelumnya, aku terbiasa (cenderung memaksakan diri) untuk mengerjakan hampir semua hal. Atasan minta A, bisaaa! Minta B? Oke, coba dulu kayaknya sih bisa. Minta C? Nggak bisa, tapi disediakan pelatihannya. Minta D? Nggak bisa, tapi terpaksa gimana caranya harus bisa. Konsekuensi bekerja di perusahaan rintisan yang minim sumber daya manusia (dan dana), menjadikanku seorang CEO alias Chief of Everything Officer. Namun, dari sekian banyak job description yang kulakukan, tidak ada satupun keahlian aku kuasai secara penuh. Nggak mendalam, karena yang penting bisa aja. I have no time for that , terlalu banyak tanggung jawab lain ya...

[Kesan Baca] Convenience Store Woman - Gadis Minimarket

Gambar
Buku kedua tahun ini, kuputuskan baca Gadis Minimarket sebagai selingan skripsi. Kisahnya ringan, bukunya tipis, bisa selesai dibaca dalam satu hari. Mengisahkan Keiko seorang pekerja paruh waktu di sebuah minimarket. Keiko merasa perannya sebagai gadis minimarket terlihat normal dan bisa diterima oleh masyarakat (dibanding diri aslinya yang berperilaku "aneh"). Saking nyamannya, Keiko bekerja paruh waktu di minimarket selama 18 tahun! Hingga di usia 36-an Keiko masih belum menikah. Dalam aturan tidak tertulis masyarakat, menjadi berbeda adalah abnormal. Agar dapat menjadi bagian dari "mereka", seseorang perlu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan orang-orang pada umumnya. Seperti menikah, punya anak, hidup mapan, dll. Keiko selama ini menjalani hidup dengan nyaman sebagai pegawai minimarket. Merasa berfungsi di masyarakat, punya ritme dan panduan hidup yang bagus. Tapi orang-orang di sekitarnya merasa punya kewenangan untuk mengatur hidup Keiko agar lebih normal s...

A Letter To Myself From Myself, 09/02/23.

Nisa, I'm so proud of you.  Di tengah banyaknya keterbatasan dan ketidaknyamanan ini, terima kasih untuk tak pernah lelah berjuang.  Nggak apa-apa ya, Nis. Bertumbuh memang perlu bertahap, dan nggak selalu tahapannya mengarah maju.  Ada kalanya harus mundur, beristirahat sejenak, berbelok, atau bahkan mengambil jalan memutar. Ada kalanya kita melesat, melintas tanpa batas. Ada kalanya kita tertatih, terluka, merintih.  Segalanya sangat manusiawi dan menurutku tak apa jika kita mengeluh dan mengaduh. Dan jika suatu waktu kamu kehilangan asa, terpuruk oleh perbedaan linimasa, ingatlah bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda. Waktu kita. Sejarah kita. Ayo kita nikmati dan ukir bersama. Sehat-sehat dan berbahagialah. with love,  your biggest fan

[Ramble] Skripsi dan Siniar

Haaaaiiii Lama tak jumpa. Apa kabar? Maafkan diri ini yang baru muncul lagi ke permukaan. Belakangan sedang disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menyita waktu. Utamanya adalah penyusunan skripsi. Ngomong-ngomong skripsi, seharusnya saat tulisan ini kuketik, ada baiknya aku menggunakan waktu untuk riset dan segala macam perintintilannya. Ya kan? Tapi tidak. Aku malah membuang waktuku untuk mampir ke blog dan menulis sepatah dua patah kata.  Dan, oh! Bukan itu puncaknya.  Mari kita bahas buku dulu. Aku menutup tahun 2022 dengan berhasil menyelesaikan 57 buku bacaan! Target awal 30, naik jadi 50, lalu naik lagi hingga 55. Sukses melebihi target. Jumlah itu sungguh fantastis, mengingat diriku sudah terjebak dalam reading slump bertahun-tahun lamanya.  Fokus utama tahun ini adalah skripsi. Maka aku telah berjanji pada diri sendiri dan mendeklarasikan 2023 untuk membatasi bacaan sebanyak sepuluh buku saja. Selain mengurangi frekuensi membaca buku, aku juga memiliki resolusi...

Busiest Day

("Busiest Day" seharusnya kupublikasikan tiga bulan lalu, karena satu dua hal, aku baru bisa melakukannya sekarang) Di tulisan kali ini, pure yang akan kuceritakan adalah kegiatan harian alias jadi mirip diary wkwk. But who cares? Anyway...  17 Juli mungkin akan jadi salah satu tanggal tersibuk yang kulalui di tahun 2022. Kegiatanku berkutat dan berputar di lingkup pertemanan SD, SMP, SMA, hingga kuliah. Masih menjadi misteri untukku, mengapa banyak orang memutuskan melakukan banyak hal penting di tanggal ini secara serempak.  Mengawali pagi dengan 1,5 jam perjalanan Tangerang-Jasinga, sebagai makhluk yang tidak cocok dikategorikan morning person, ternyata rasanya menyenangkan bisa mengendarai motor terkibas angin di hari Minggu pagi yang sepi. Memasuki wilayah Tenjo, sepanjang perjalanan aku disambut oleh banyaknya janur kuning melengkung di tepi jalan raya. Saking banyaknya, aku yakin setiap 200 meter sekali pasti ada yang mengadakan pesta. Di beberapa titik bahkan ada yang...