Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

[Cerpen] Hilang

Seperti yang kujanjikan di postingan  Eureka! beberapa waktu lalu, sekarang aku akan share cerpen alayku yang aneh bin nggak jelas ini di blog biar nggak hilang lagi. Hihihi. Aku hanya edit tanda bacanya serta ada beberapa kalimat yang spasinya rakus, jadi perlu dibenahi supaya lebih nyaman di mata dan enak dibaca. Selain kedua hal itu, tidak ada apapun lagi yang kuubah, apalagi ceritanya. Yang ada mumet. Sekarang mah otak udah terlalu karatan untuk bikin cerita model begini. Jadi silakan kalian nikmati ya fosil tulisanku dari jaman kuda terbang nikah sama dinosaurus beranak. Selamat membaca! ♡ Pagi itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, aku berziarah ke makam teman baikku. Angga, begitu namanya. Meninggal di usia muda oleh penyakit yang juga merenggut nyawa ibuku, Tuberculosis. Sampai detik-detik terakhir menjelang ajalnya, aku bahkan takkan pernah tahu penyakitnya bila bukan dokter yang memberitahu. Kondisi kesehatan Angga kian hari kian menurun drastis, hingga pada suatu masa, tu...

Eureka!

⚠ Disclaimer: Ini adalah reproduksi tulisan tahun 2016 dari blog lamaku Aku lagi senang. Kenapa? Kenapa ya? Aku sendiri bingung. Haha. Jadi intinya sih cerpenku yang judulnya Hilang akhirnya ditemukan setelah sekian lama (sesuai dengan judulnya) menghilang ditelan bumi. Cerpen yang mana tuh? Dulu, jamannya SMP aku memang lagi produktif-produktifnya nulis, terutama cerita roman alay gitu yang kalau dibaca sekarang pasti asdfghjkl banget. Kalimat sejenis “Diiih, masa sih aku pernah tulis ini? Buatan orang lain kali itu mah!” nggak akan aneh kalau keluar tanpa filter. Semenjak SMP kelas tiga, selera menulisku menguap entah ke mana. Mungkin karena saking banyaknya tugas (biasa aja padahal, salah sendiri emang suka mepet deadline), keburu pusing mikirin segala ujian tektek–bengek di depan mata yang bikin eneg, jadi nggak ada mood dan inspirasi buat nulis. Begitu masuk kelas satu SMA, langsung ditodong tugas membuat cerpen oleh guru Bahasa Indonesia. Waktu itu semangat nulisku udah sampa...

[Kesan Baca] A Man Called Ove (Fredrik Backman)

Gambar
  A Man Called Ove Fredrik Backman Noura Books 448 halaman Blurb: Sebelum terlibat lebih jauh dengannya, biar kuberi tahu. Lelaki bernama Ove ini mungkin bukan tipemu. Ove bukan tipe lelaki yang menuliskan puisi atau lagu cinta saat kencan pertama. Dia juga bukan tetangga yang akan menyambutmu di depan pagar sambil tersenyum hangat. Dia lelaki antisosial dan tidak mudah percaya kepada siapa pun. Seumur hidup, yang dipercayainya hanya Sonja yang cantik, mencintai buku-buku, dan menyukai kejujuran Ove. Orang melihat Ove sebagai lelaki hitam-putih, sedangkan Sonja penuh warna. Tak pernah ada yang menanyakan kehidupan Ove sebelum bertemu Sonja. Namun bila ada, dia akan menjawab bahwa dia tidak hidup. Sebab, di dunia ini yang bisa dicintainya hanya tiga hal: kebenaran, mobil Saab, dan Sonja. Lalu … masih inginkah kau mengenal lelaki bernama Ove ini? Kesan Baca: Jujur, aku tidak berekspektasi apapun saat mulai membaca buku ini. Sudah lama kumasukkan ke TBR dan antri di iPusnas sejak dira...

Puzzle

Gambar
Gambar itu hampir rampung, hanya perlu melengkapinya saja dengan beberapa potongan lain yang masih tergeletak di sana. Namun, tunggu dulu! Ada potongan puzzle lain yang tanpa tedeng aling-aling memaksakan dirinya turut masuk ke barisan puzzle yang sudah tersusun rapi. 

[Ramble] Tentang Pernikahan

Gambar
Berhubung di tulisan lalu   cek di sini  aku bahas kesan bacaku tentang buku pernikahan, sekarang gimana kalau kita ngobrol random. Atau monolog mungkin ya lebih tepatnya, karena aku cuap-cuap sendiri di sini. Wkwk. Yah, itu lah ya pokoknya. #gajelas  Sejujurnya aku agak ragu membagikan tulisanku yang ini ke blog karena terlalu pribadi. Sudah lama menghuni draft sampai berdebu. Setelah kupertimbangkan lagi, sepertinya tidak masalah. Toh, siapa juga yang mau membuang waktunya untuk baca tulisan nirfaedahku ini. Kalaupun ada, mungkin masih bisa dihitung jari.